Rabu, 18 Januari 2017

Dwijuli Eghi Profile


Nama : Egi Dwijuli Asma Tumaloto
Tempat & Tanggal Lahir : Manado, 2 juli 1996
Alamat : Kota Manado Kecamatan Tuminting
Hobby : Sport





Pengertian Software, Hardware Dan Internet




PENGERTIAN SOFTWARE MENURUT PARA AHLI
1.      Roger . S. (2002)
Roger (2002) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan software atau perangkat lunak adalah suatu perintah program dalam sebuah komputer, yang apabila dieksekusi oleh usernya dapat memberikan fungsi dan juga unjuk kerja yang diinginkan oleh usernya. Pernyataan ini menggambarkan bahwa software atau perangkat lunak ini berfungsi untuk memrintah komputer, agar komputer tersebut dapat berfungsi secara optimal, sesuai dengan keinginan user atau brainware yang memberikan perintah kepadanya.
2.      Melwin (2007)
Ahli lainnya, yaitu Melwin (2007) mengatakan bahwa perangkat lunak atau software itu sendiri merupakan sebuah perangkat yang berfungsi sebagai pengatur aktivitas kerja komputer dan semua instruksi yang mengarah kepada sebuah sistem komputer. Lebih lanjut disebutkan pula bahwa sebuah perangkat lunak merupakan sebuah perangkat yang menjembatani interaksi user dengan komputer yang menggunakan bahasa mesin.
Jadi, apabila kita hubungkan dengan elemen atau komponen komputer yang seudah dibahas, kedudukan software adalah berada di tengah – tengah, diantara hardware dan juga brainware, yang bertugas untuk membantu usernya (sebagai brainware) dalam melakukan interaksi degnan komputer (hardware).
3.      Wilman & Riyan
Tokoh lainnya yang mendefinisikan mengenai pengertian dari software atau perangkat lunak adalah Wilman & Riyan. Wilman & Riyan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan software atau perangkat lunak merupakan sebuah perangkat operasi kerja untuk menjalankan sebuah komponen pada hardware.
Lebih lanjut, disebutkan pula oleh Wilman dan juga Riyan, bahwa software memiliki sifat maya, yang dapat diartikan bahwa software tidak dapat terlihat secara fisik, namun demikian, fungsi dan juga keberadaan dari software ini dapat dirasakan dan sangat bermanfaat terutama bagi usernya.



PENGERTIAN HARDWARE MENURUT PARA AHLI

Wahana Komputer .Hardware adalah perangkat komputer yang terdiri atas susunan komponen-komponen elektronik berbentuk fisik (berupa benda)
Sunarto S.Kom. Hardware adalah perangkat pendukung EDPS (elektronik data processing system) yang dapat dirasakan dan disentuh
Wijaya Ariyana dan Deni Arifianto. Hardware adalah komponen komputer yang dapat dirasakan secara fisik yaitu dapat dilihat dan diraba
Yudha Yudhanto, Yunus Sulistyo, Dedi Gunawan. Hardware adalah komponen pembentuk sebuah komputer secara fisik.
Ali Zaki. Hardware merupakan bagian fisik dari komputer, termasuk sirkuit digital di dalam komputer.
Rachmad Hakim S. Hardware merupakan perangkat keras, yaitu alat tambahan yang dapat dipasang ke dalam komputer.
R. Wilman dan Riyan. Hardware merupakan serangkaian piranti elektronik yang tercompact pada ponsel yang berfungsi terkait piranti-piranti menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan
Raya Fahreza. Hardware adalah merupakan bagian perangkat keras yang bekerja sesuai dengan instruksi software
Joko Untoro. Hardware adalah perangkat fisik berupa komputer beserta instrumen pendukungnya.

BAGIAN-BAGIAN HARDWARE DAN FUNGSINYA
1. Input Device (Unit Masukan)
Unit ini berfungsi sebagai media untuk memasukan data dari luar ke dalam suatu memori dan processor untuk diolah guna menghasilkan informasi yang diperlukan
Input Device :
Keyboard
Mouse
Touchpad
Light Pen
Joystick
2. Process Device (Unit Pemrosesan)

Otak sebuah komputer berada pada unit pemrosesan (Process Device). Unit pemrosesan ini dinamakan CPU (Central Processing Unit). Fungsi CPU adalah sebagai pemroses dan pengolah data yang selanjutnya dapat menghasilkan suatu informasi yang diperlukan. Pada komputer mikro unit pemrosesan ini disebut dengan micro-processor (pemroses mikro) atau processor yang berbentuk chip yang terdiri dari ribuan sampai jutaan IC.
Process Device :
Power Supply (PSU)
Random Access Memory (RAM)
Kartu Grafis (VGA)
Prosesor
Motherboard
3. Output Device (Unit Keluaran)
Output device merupakan peralatan yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemrosesan ataupun pengolahan data yang berasal dari CPU kedalam suatu media yang dapat dibaca oleh manusia ataupun dapat digunakan untuk penyimpanan data hasil proses. Hasil pemrosesan tersebut dapat digolongkan menjadi empat bentuk, yaitu tulisan (huruf, angka, simbol, khusus), image (dalam bentik grafis atau gambar), suara, dan bentuk lainnya yang dapat dibaca oleh mesin (manchine-readable from). Tiga golongan pertama adalah output yang dapat digunakan langsung oleh manusia, sedangkan golongan terkahir biasanya digunakan sebagai input untuk proses selanjutnya dari komputer
Output Device :
Monitor
Printer
Speaker
4. Backing Storage (Unit Penyimpanan)
Storage atau biasa juga disebut memory adalah suatu tempat penyimpanan atau penampung data dan program. Dapat juga dikatakan sebagai Electronic Filing Cabinet pada sistem komputer. Penyimpanan cadangan merupakan penyimapanan semua informasi non aktif didalam komputer. Ada dua jenis utama alat penyimpanan cadangan yaitu: Serial Accsess, Contohnya tape drive, dan Direct Access, Contoh disk magnetis, yaitu harddisk, floppy disk (diskette) yang ini sudah jarang sekali dipakai saat ini, CD/DVD ROM, Tape Drive, Magnetic Tape.
Backing Storage :
Harddisk (HDD)
5. Periferal (Unit Tambahan)
Peripheral adalah hardware tambahan yang disambungkan ke komputer, biasanya dengan bantuan kabel ataupun sekarang sudah banyak perangkat peripheral wireless. Peripheral ini bertugas membantu komputer menyelesaikan tugas yang tidak dapat dilakukan oleh hardware yang sudah terpasang didalam casing
Periferal :
Modem
Sound Card (Kartu Suara)
Optical Disc Drive
Uninterruptable Power Supply (UPS)

APLIKASI-APLIKASI SAAT INI
1.
2.
3.
4.
5.






PENGERTIAN INTERNET MENURUT PARA AHLI
  • penelitian dan pengembangan wahana komputer (2005, p4), Internet adalah metode untuk menghubungkan berbagai komputer ke dalam satu jaringan global, melalui protokol yang disebut Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)
  • Menurut Lani Sidharta (1996) : walaupun secarafisik Internet adalah interkoneksi antar jaringan komputer namun secara umum Internet harus dipandang sebagai sumber daya informasi. Isi Internet adalah informasi, dapat dibayangkan sebagai suatu database atau perpustakaan multimedia yang sangat besar dan lengkap. Bahkan Internet dipandang sebagai dunia dalam bentuk lain (maya) karena hampir seluruh aspek kehidupan di dunia nyata ada di Internet seperti bisnis, hiburan, olah raga, politik dan lain sebagainya.
  • Drew Heywood (1996) menerangkan : sejarah Internet bermula pada akhir dekade 60-an saat United States Department of Defense (DoD) memerlukan standar baru untuk komunikasi Internet working. Yaitu standar yang mampu menghubungkan segala jenis komputer di DoD dengan komputer milik kontraktor militer, organisasi penelitian dan ilmiah di universitas. Jaringan ini harus kuat, aman dan tahan kerusakan sehingga mampu beroperasi didalam kondisi minimum akibat bencana atau perang.
  • Definisi menurut strauss, El-Ansary, Frost (2003, p8) Internet adalah seluruh jaringan yang saling terhubung satu sama lain. Beberapa komputer-komputer dalam jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh jaringan computer.
  • Menurut Allan (2005, p12) internet adalah sekumpulan jaringan komputer yang saling terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk membaca dan menguraikan protokol komunikasi tertentu yang disebut Internet Protocol (IP) dan Transmission Control Protocol (TCP). Protokol adalah spesifikasi sederhana mengenai bagaimana komputer saling bertukar informasi.

JARINGAN INTERNET
1. Modem
Modem adalah perangkat tambahan yang menjembatani komputer supaya dapat terhubung dengan jaringan internet. Modem berperan untuk merubah suatu sinyal digital menjadi sinyal analog dan merubah sinyal analog jadi sinyal digital.
2. Router
Router yaitu alat jaringan yang mengarahkan aliran lalu lintas jaringan. Bila router diposisikan di antara internet serta jaringan internal, router itu bisa berlaku untuk firewall. Router umumnya dilengkapi dengan tabel data alamat-alamat IP yang menggambarkan kebijakan penyaringan
3. Domain name server
Domain name server atau yang umum disingkat dengan DNS adalah penerjemah dari suatu alamt IP address ke alamat domain address dan sebaliknya. DNS adalah bagian utama dari internet lantaran server-server DNS mengatasi penerjemahan naman-nama host ke IP address numerik hingga paket-paket bisa dirutekan ke alamat yang tepat didalam internet.
4. Situs server
Situs server adalah aplikasi yang dipakai untuk menerima permintaan informasi dari user lewat situs browser dan kirim kembali informasi yang diminta lewat hypertext transfer protocol atau HTTP. Umumnya situs server ditempatkan di komputer khusus pada situs hosting.
5. ISP atau internet service provider


APLIKSI INTERNET
  • E-mail / electronik mail : surat atau pesan elektronik yang dikirimkan oleh dan antar individu atau komputer. Saat ini, email tidak hanya berisi teks saja, tetapi sudah bisa dilampiri dengan grafik, foto dan juga suara. Contoh email: riswadi@si.raharja.ac.id 
  • Mailing List : sering disebut milis di kalangan neter Indonesia, salah satu jenis discussion group di internet. Anggota milis dapat berkomunikasi dengan mengirimkan email pada list address. Contoh milis: raharja10@groups.live.com 
  • Newsgroups : juga salah satu discussion groups yang ada di internet namun menggunakan komputer jaringan khusus yang disebut sebagai UseNet. 
  • File Transfer Protocol / FTP : layanan internet untuk melakukan transfer file antara komputer kita dengan server di internet sehingga kita bisa men-download maupun upload file-file. 
  • Remote Login : layanan remote login mengacu pada program atau protokol yang menyediakan fungsi yang memungkinkan seorang pengguna internet untuk mengakses (login) ke sebuah terminal (remote host) dalam lingkungan jaringan internet. 
  • World Wide Web / www : layanan internet yang paling banyak dikenal orang dan paling cepat perkembangan teknologinya. Pengguna dapat melihat World Wide Web dari sebuah perangkat lunak (software) yang disebut web browser. Contoh web browser : Internet Explorer, Mozila Firefox dll. 
  • Videoconference atau konferensi video adalah seperangkat teknologi telekomunikasi interaktif yang memungkinkankan dua pihak atau lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan. 
  • Telephony atau sistem telepon: meliputi konversi sinyal-sinyal suara menjadi sinyal-sinyal listrik frekuensi-audio yang dapat dipancarkan melalui sebuah sistim transmisi listrik, dan dikonversikan kembali menjadi sinyal-sinyal tekanan suara pada ujung penerima. 
  • P2P Application : merupakan singkatan dari Peer-to-Peer atau teknologi dari “ujung” ke “ujung” pertama kali di luncurkan dan dipopulerkan oleh aplikasi-aplikasi “berbagi-berkas” (file sharing) seperti Napster dan KaZaA. Pada konteks ini teknologi P2P memungkinkan para pengguna untuk berbagi, mencari dan mengunduh berkas. 
  • Internet Broadcast : memungkinkan stasiun radio dan/atau televisi melakukan siaran (langsung/tidak langsung) melalui internet. 
INTERAKSI ELEKTRONIK
A.    e-Commerce
Mengacu pada kegiatan komersial seperti perdagangan.transaksi dapat berlangsung secara realtime dari sudut mana saja di dunia asalkan terhubung dalam internet.
B.      e-Banking
Kegiatan perbankan di internet dengan melakukan transaksi perbankan melalui sarana internet. Lewat sarana internetseorang nasabah dapat melakukan pengecekan rekening, transfer dana, hingga pembayaran tagih-tagihan rutin bulanan melalui rekening bank.
C.     e-Government
Di artikan sebagai sebuah system di internet yang mengeplolitir potensi di suatu daerah dengan mengundang pihak-pihak yang mungkin dapat memberikan keuntungan bagi daerah bersangkutan seperti investor atau turis.
D.     e-Learning
Penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.di lakukan secara live namun virtual, dimana seorang guru mengajar di depan computer yang ada di suatu tempat , sedangkan para siswa mengikuti pelajaran tersebut dari computer lain di tempat yang berbeda

Laporan Pendahuluan Pada klien dengan Trauma Cervikal



LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR CERVIKAL



1.      Pengertian
Trauma servikal adalah suatu keadaan cedera pada tulang belakang servikal dan medulla spinalis yang disebabkan oleh dislokasi, subluksasi, atau fraktur vertebra servikalis dan ditandai dengan kompresi pada medula spinalis daerh servikal. Dislokasi servikal adalah lepasnya salah satu struktur dari tulang servikal. Subluksasi servikal merupakan kondisi sebagian dari tulang servikal lepas. Fraktur servikal adalah terputusnya hubungan dari badan tulang vertebra servikalis (Muttaqin, 2011).



2.      Etiologi
Cedera medulla spinalis servikal disebabkan oleh trauma langsung yang mengenai tulang belakang di mana tulang tersebut melampaui kemampauan tulang belakang dalam melindungi saraf-saraf belakangnya. Menurut Emma, (2011) Trauma langsung tersebut dapat berupa :
-        Kecelakaan lalulintas
-        Kecelakaan olahraga
-        Kecelakaan industry
-        Jatuh dari pohon/bangunan
-        Luka tusuk
-        Luka tembak
-        Kejatuhan benda keras

























3. Patofisiologi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiSQWWsR7MWHslGWCFeoCBaJpwo5pxdCxUmBCyEzdExuzexow6mhUtYDsmlEc60PMaa0JJESWk-9sLuXm2_y0MjhNSa2WnJXXbSbH2q2lSMtWZ66BLgBMrr0DHSoWzwOmcS5HPMwbUreJX/s1600/woc+medula+spinalis.jpg










4.      Manifestasi Klinis
Menurut Hudak & Gallo, (1996) menifestasi klinis trauma servikal adalah sebagai berikut:
 1)      Lesi C1-C4 
           Pada lesi C1-C4. Otot trapezius, sternomastoid dan otot plastisma masih berfungsi. Otot diafragma dan otot interkostal mengalami partalisis dan tidak ada gerakan (baik secara fisik maupun fungsional0 di bawah transeksi spinal tersebut. Kehilangan sensori pada tingkat C1 malalui C3 meliputi daerah oksipital, telinga dan beberapa daerah wajah. Kehilangan sensori diilustrasikan oleh diagfragma dermatom tubuh.
Pasien dengan quadriplegia pada C1, C2, atau C3 membutuhkan perhatian penuh karena ketergantungan pada semua aktivitas kebutuhan sehari-hari seperti makan, mandi, dan berpakaian. quadriplegia pada C4 biasanya juga memerlukan ventilator mekanis tetapi mengkn dapat dilepaskan dari ventilator secara. intermiten. pasien biasnya tergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari meskipun dia mungkin dapat makan sendiri dengan alat khsus.
2)      Lesi C5
          Bila segmen C5 medulla spinalis mengalami kerusakan, fungsi diafragma rusak sekunder terhadap edema pascatrauma akut. paralisis intestinal dan dilatasi lambung dapat disertai dengan depresi pernapasan. Ekstremitas atas mengalami rotasi ke arah luar sebagai akibat kerusakan pada otot supraspinosus. Bahu dapat di angkat karena tidak ada kerja penghambat levator skapula dan otot trapezius. setelah fase akut, refleks di bawah lesi menjadi berlebihan. Sensasi  ada pada daerah leher dan triagular anterior dari daerah lengan atas.
3)      Lesi C6
                pada lesi segen C6 disters pernafasan dapat terjadi karena paralisis intestinal dan edema asenden dari medulla spinalis. Bahu biasanya naik, dengan lengan abduksi dan lengan bawah fleksi. Ini karena aktivitasd tak terhambat dari deltoid, bisep dan otot brakhioradialis.
4)      Lesi C7
Lesi medulla pada tingkat C7 memungkinkan otot diafragma dan aksesori untuk mengkompensasi otot abdomen dan interkostal. Ekstremitas atas mengambil posis yang sama seperti pada lesi C6. Fleksi jari tangan biasnya berlebihan ketika kerja refleks kembali.

2.      Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Doenges, (2000) ada pun pemeriksaan penunjang trauma servikal yaitu:
1)      Sinar X spinal
Menentukan loksi dan jenis cedera tulang (fraktur, disloksi) untuk kesejajaran, reduksi setelah dilakukan traksi atau operasi.
2)      CT scan
Menentukan tempat luka/jejas, mengevaluasi gangguan struktural.
3)      MRI
Mengidentifikasi adanya kerusakan saraf spinal, edema dan kompresi.
4)      Mielografi
Untuk memperlihatkan kolumna spinalis (kanal vertebral) jika faktor patologisnya tidak jelas atau di curigai adanya oklusi pada ruang subarakhnoid medulla spinalis.
5)      Foto rontgen torak
Memperlihatkan keadaan paru (contohnya: perubahan pada diagfragma, anterlektasis).
6)      GDA
Menunjukkan keefektifan pertukaran gas atau upaya ventilasi.

5.      Komplikasi
Menurut Emma, (2011) komplikasi pada trauma servikal adalah :
a.       Syok neurogenik
Syok neurogenik merupakan hasil dari kerusakan jalur simpatik yang desending pada medulla spinalis. Kondisi ini mengakibatkan kehilangan tonus vasomotor dan kehilangan persarafan simpatis pada jantung sehingga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah visceral serta ekstremitas bawah maka terjadi penumpukan darah dan konsekuensinya terjadi hipotensi.
b.      Syok spinal
Syok spinal adalah keadaan flasid dan hilangnya refleks, terlihat setelah terjadinya cedera medulla spinalis. Pada syok spinal mungkin akan tampak seperti lesi komplit walaupun tidak seluruh bagian rusak.
c.       Hipoventilasi
Hal ini disebabkan karena paralisis otot interkostal yang merupakan hasil dari cedera yang mengenai medulla spinalis bagian di daerah servikal bawah atau torakal atas.
d.      Hiperfleksia autonomic
Dikarakteristikkan oleh sakit kepala berdenyut, keringat banyak, kongesti nasal, bradikardi dan hipertensi.

6.      Penatalaksanaan
Menurut  ENA, (2000) penatalaksanaan pada pasien truama servikal yaitu :
1)      Mempertahankan ABC (Airway, Breathing, Circulation)
2)      Mengatur posisi kepala dan leher untuk mendukung airway : headtil, chin lip, jaw thrust. Jangan memutar atau menarik leher ke belakang (hiperekstensi), mempertimbangkan pemasangan intubasi nasofaring.
3)      Stabilisasi tulang servikal dengan manual support, gunakan servikal collar, imobilisasi lateral kepala, meletakkan papan di bawah tulang belakang.
4)      Stabililisasi tulang servikal sampai ada hasil pemeriksaan rontgen (C1 - C7) dengan menggunakan collar (mencegah hiperekstensi, fleksi dan rotasi), member lipatan selimut di bawah pelvis kemudian mengikatnya.
5)      Menyediakan oksigen tambahan.
6)      Memonitor tanda-tanda vital meliputi RR, AGD (PaCO2), dan pulse oksimetri.
7)      Menyediakan ventilasi mekanik jika diperlukan.
8)      Memonitor tingkat kesadaran dan output urin untuk menentukan pengaruh dari hipotensi dan bradikardi.
9)      Meningkatkan aliran balik vena ke jantung.
10)  Berikan antiemboli
11)  Tinggikan ekstremitas bawah
12)  Gunakan baju antisyok.
13)  Meningkatkan tekanan darah
14)  Monitor volume infus.
15)  Berikan terapi farmakologi ( vasokontriksi)
16)  Berikan atropine sebagai indikasi untuk meningkatkan denyut nadi jika terjadi gejala bradikardi.
17)  Mengetur suhu ruangan untuk menurunkan keparahan dari poikilothermy.
18)  Memepersiapkan pasien untuk reposisi spina.
19)  Memberikan obat-obatan untuk menjaga, melindungi dan memulihkan spinal cord : steroid dengan dosis tinggi diberikan dalam periode lebih dari 24 jam, dimulai dari 8 jam setelah kejadian.
a.       Memantau status neurologi pasien untuk mengetahui tingkat kesadaran pasien.
b.      Memasang NGT untuk mencegah distensi lambung dan kemungkinan aspirasi jika ada indikasi.
c.       Memasang kateter urin untuk pengosongan kandung kemih.
d.      Mengubah posisi pasien untuk menghindari terjadinya dekubitus.
e.       Memepersiapkan pasien ke pusat SCI (jika diperlukan).
f.       Mengupayakan pemenuhan kebutuhan pasien yang teridentifikasi secara konsisten untuk menumbuhkan kepercayaan pasien pada tenaga kesehatan.
g.      Melibatkan orang terdekat untuk mendukung proses penyembuhan


Asuhan Keperawatan Teoritis
1.      Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan trauma tulang belakang meliputi:
a.        Aktifitas dan istirahat : kelumpuhan otot terjadi kelemahan selama syok spinal
b.        Sirkulasi : berdebar-debar, pusing saat melakukan perubahan posisi, Hipotensi, bradikardi, ekstremitas dingin atau pucat
c.        Eliminasi : inkontenensia defekasi dan berkemih, retensi urine, distensi perut, peristaltik hilang
d.       Integritas ego : menyangkal, tidak percaya, sedih dan marah, takut cemas, gelisah dan menarik diri
e.        Pola makan : mengalami distensi perut, peristaltik usus hilang
f.         Pola kebersihan diri : sangat ketergantungan dalam melakukan ADL
g.        Neurosensori : kesemutan, rasa terbakar pada lengan atau kaki, paralisis flasid, Hilangnya sensasi dan hilangnya tonus otot, hilangnya reflek, perubahan reaksi pupil, ptosi
h.        Nyeri/kenyamanan : nyeri tekan otot, hiperestesi tepat diatas daerah trauma, dan
Mengalami deformitas pada daerah trauma
i.          Pernapasan : napas pendek, ada ronkhi, pucat, sianosis
j.          Keamanan : suhu yang naik turun
(Carpenito (2000), Doenges at al (2000))

2.      Diagnosa
Adapun diagnosa yang yang mungkin kita angkat dan menjadi perhatian pada fraktur servikal, diantaranya :
a.       Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelumpuhan otot diafragmakerusakan
b.      Mobilitas fisik berhubungan dng kelumpuhan gangguan rasa nyaman nyeri
c.       Berhubungan dengan adanya cedera gangguan eliminasi alvi /konstipasi berhubungan
d.      Dengan gangguan persarafan pada usus dan rektum.
e.       Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat perkemihan.


3.      Intervensi
a.       Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelumpuhan otot diafragmakerusakan
Tujuan perawatan : pola nafas efektif setelah diberikan oksigen
Kriteria hasil : ventilasi adekuat
Dx
Intervensi
Rasional
a
1)      Pertahankan jalan nafas; posisi kepala tanpa gerak
1)      pasien dengan cedera cervicalis akan membutuhkan bantuan untuk mencegah aspirasi/ mempertahankan jalan nafas.
2)      Lakukan penghisapan lendir bila perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik sekret.
2)      jika batuk tidak efektif, penghisapan dibutuhkan untuk mengeluarkan sekret, dan mengurangi resiko infeksi pernapasan.
3)      Kaji fungsi pernapasan
3)      trauma pada C5-6 menyebabkan hilangnya fungsi pernapasan secara partial, karena otot pernapasan mengalami kelumpuhan.
4)      Auskultasi suara napas
4)      hipoventilasi biasanya terjadi atau menyebabkan akumulasi sekret yang berakibat pnemonia.
5)      Observasi warna kulit.
5)      menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera
6)      Kaji distensi perut dan spasme otot.
6)      kelainan penuh pada perut disebabkan karena kelumpuhan diafragma
7)      Anjurkan pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari.
7)      membantu mengencerkan sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran.
8)      Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan
8)      menentukan fungsi otot-otot pernapasan. Pengkajian terus menerus untuk mendeteksi adanya kegagalan pernapasan.
9)      Pantau analisa gas darah.
9)      untuk mengetahui adanya kelainan fungsi pertukaran gas sebagai contoh : hiperventilasi PaO2 rendah dan PaCO2 meningkat.
10)  Berikan oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan isufisiensi pernapasan.
10)  Membentu pasien dalam bernafas
11)  Lakukan fisioterapi nafas.
11)  mencegah sekret tertahan

b.      Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dng kelumpuhan
Tujuan perawatan : selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai cedera diatasi dengan pembedahan.
Kriteria hasil : tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu beraktifitas kembali secara bertahap.
Dx
Intervensi
Rasional
b
1)      Kaji secara teratur fungsi motorik.
1)      mengevaluasi keadaan secara umum
2)      Lakukan log rolling
2)      membantu ROM secara pasif
3)      Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki.
3)      mencegah footdrop
4)      Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling.
4)      mengetahui adanya hipotensi ortostatik
5)      Inspeksi kulit setiap hari.
5)      gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai resiko tinggi kerusakan integritas kulit.
6)      Berikan relaksan otot sesuai pesanan seperti diazepam.
6)      berguna untuk membatasi dan mengurangi nyeri yang berhubungan dengan spastisitas.

c.       Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya cedera
Tujuan keperawatan : rasa nyaman terpenuhi setelah diberikan perawatan dan pengobatan
Kriteria hasil : melaporkan rasa nyerinya berkurang
Dx
Intervensi
Rasional
c
1)      Kaji terhadap nyeri dengan skala 0-5. Rasional
1)      pasien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera.
2)      Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus.
2)      nyeri dipengaruhi oleh; kecemasan, ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring lama.
3)      Berikan tindakan kenyamanan.
3)      memberikan rasa nayaman dengan cara membantu mengontrol nyeri.
4)      Dorong pasien menggunakan tehnik relaksasi.
4)      memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol.
5)      Berikan obat antinyeri sesuai pesanan.
5)      untuk menghilangkan nyeri otot atau untuk menghilangkan kecemasan dan meningkatkan istirahat.
d.      Gangguan eliminasi alvi /konstipasi berhubungan dengan gangguan persarafan pada usus dan rectum
Tujuan perawatan : pasien tidak menunjukkan adanya gangguan eliminasi alvi/konstipasi
Kriteria hasil : pasien bisa b.a.b secara teratur sehari 1 kali
Dx
Intervensi
Rasional
d
1)      Auskultasi bising usus, catat lokasi dan karakteristiknya.
1)      bising usus mungkin tidak ada selama syok spinal.
2)      Catat adanya keluhan mual dan ingin muntah, pasang NGT.
2)      pendarahan gantrointentinal dan lambung mungkin terjadi akibat trauma dan stress.
3)      Berikan diet seimbang TKTP cair
3)      meningkatkan konsistensi feces
4)      Berikan obat pencahar sesuai pesanan.
4)      merangsang kerja usus

e.       Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat perkemihan.
Tujuan perawatan : pola eliminasi kembali normal selama perawatan
Kriteria hasil : produksi urine 50 cc/jam, keluhan eliminasi uirine tidak ada
Dx
Intervensi
Rasional
e
1)      Kaji pola berkemih, dan catat produksi urine tiap jam.
1)      mengetahui fungsi ginjal

2)      Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih.
2)       

3)      Anjurkan pasien untuk minum 2000 cc/hari.
3)      membantu mempertahankan fungsi ginjal.

4)      Pasang dower kateter.
4)      membantu proses pengeluaran urine






DAFTAR PUSTAKA

1.      Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC
2.      Ariani, Tutu April. 2012. Sistem Neurobehaviour. Jakarta : Salemba Medika
3.      Muttaqin, Arif. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika
4.      Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta.
5.      Hudak and Gallo, (1994), Critical Care Nursing, A Holistic Approach, JB Lippincott company, Philadelpia.
6.      Saanin, Syaiful. 2009. Cedera Sistema Saraf Pusat Traumatika Dan Nontraumatika. PDF Jurnal. Diakses tanggal 27 Februari 2012.